motivasi hidup, adalah kalimat yang sering dicari-cari ketika seseorang dilanda keterpurukan yang teramat sangat. Kehilangan gairah hidup dan tidak punya orientasi kedepan. Agar bisa tetap hidup dan bertumbuh, kita membutuhkan suatu motivasi yang kuat dan mendalam. Agar apa yang kita perbuat dapat kita laksanakan dengan penuh gairah disertai aura positif. Dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang akan merugikan diri kita kelak. Memiliki motivasi hidup sama halnya memiliki mesin penggerak dalam diri kita. Karena dengan begitu, kita lebih mudah tergerak untuk melakukan apa-apa saja yang kita anggap baik dan mampu membentuk paradigma dalam pola gerak kita. Dan tanpa kita sadari maka terbentuklah suatu tindakan yang tertata secara sistematis. Dan kesemuanya akan membantu kita dalam usaha-usaha menggapai target/status yang kita inginkan. Untuk itulah kenapa motivasi hidup sangat kita perlukan. Walaupun sebagian orang menganggap bahwa, motivasi hidup tidak perlu, dan menganggap bahwa “biarkanlah hidup berjalan apa adanya”. Jujur, saya agak bingung dengan pernyataan-pernyataan seperti itu. Karena hakekatnya, manusia itu memiliki hasrat-hasrat yang kuat terhadap sesuatu, hanya terkadang tertutup oleh fakta-fakta negative disekelilingnya sehingga apapun yang diinginkan, akan segera teredam dengan asumis negatifnya sendiri. Misalnya, ingin menjadi orang yang kaya dan dermawan. Hasrat untuk menjadi orang kaya, ada pada sebagian besar orang, hanya segera teredam juga dengan fakta negative. Bahwa untuk menjadi kaya ada syarat-syarat yang mesti mereka penuhi. Pandai, cerdas, berpendidikan tinggi.. bla..bla… dan lain sebagainya. Mereka menciptakan mata rantai sendiri yang muaranya pada kegagalan sebelum melakukan. Karena paradigma berfikirnya sudah tersumbat oleh fakta-fakta negative yang mereka ciptakan sendiri. Menghadapi situasi pelik seperti itu. Kita perlu tindakan untuk menumbuhkan motivasi hidup yang sesungguhnya. Menciptakan orientasi hidup yang diinginkan, lalu melakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya. Motivasi alamiah bisa juga kita gunakan sebagai langkah awal kita merenung, berfikir dan mengambil kesimpulan-kesimpulan kecil. Setidaknya sebagai dasar untuk menumbuh-kembangkan motivasi dasar dalam diri kita. Sekali lagi, motivasi hidup sangatlah diperlukan sebagai alat yang setia membantu memberikan energi yang tanpa batas kepada kita. Disaat kita patah semangat, terjatuh ataupun gagal. Cara mudah memotivasi hidup diri sendiri, yaitu dengan mengumpulkan semua nilai-nilai atau status kehidupan yang selama ini, kita inginkan. Jadikanlah semua itu motivasi kita untuk hidup lebih bernilai
DAFTAR PUSTAKA : http://azizturn.wordpress.com/2010/04/05/pentingnya-motivasi/
B.PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Kata
motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau
tenaga tersebut nerupakan gerak jiwa dan jasmani untuk bebuat. Jadi
motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakan manusia
untuk bertingkah laku, dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan.
Pada dasarnya setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia didasari oleh
motivasi (niat).
Dalam
organisasi seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka dari itu hal
tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bisa
memberikan motivasi (dorongan kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai
dengan arahan yang diberikan). Pengertian motivasi menurut para ahli
sebagai berikut :
1. Menurut THE LIANG GIE CS. (MATUTINA DKK, 1993)
Pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang manager dalam memberikan inspirasi,
semangat, dan dorongan kepada karyawan (pegawainya) untk mengambil
tindakan tindakan. Pemberian dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan
orang orang atau pegawai agar mereka bersemangat dan dapat mencapai
hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut. Oleh karena itu
seorang manager dituntut pengenalan atau pemahaman akan sifat dan
karakteristik pegwainy, suatu kebutuhan yang dilandasi oleh motiv dengan
penguasaan manager terhadap perilaku dan tindakan yang dibatasi oleh
motiv, maka manager dapat mempengaruhi bawahanya (pegawainya) untuk
bertindak sesuai dengan keinginan organisasi (perusahaan).
2. Menurut MARTOYO (2000)
Motivasi pada dasarnya adalah untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan kebutuhan hidup, dan kecendrungan untuk mempertahankan hidup.kunci yang terpenting untuk itu tak lain adalah pengertian yang mendalam tentang manusia.
Motivasi
berasal dari motive atau dengan prakata bahasa lain, yaitu movere, yang
berarti “mengarahkan”. Seperti yang dikattakan Liang Gie dalam bukunya
Martoyo (2000) motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi
pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat
termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansi, guna
menunjang tujuan tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi
dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan
upaya minimum dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah
konsep penting studi tentang kinerja individual. Dengan demikian
motivasi atau motivation berarti pemberian motiv, penimbulan motiv atau
hal yang menimbulkan dorongan.dapat juga dikatakan bahwa motivation
adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu
(Martoyo, 2000). Manusia dalam aktivitas kebiasaannya memiliki semangat
untuk mengerjakan sesuatu asalkan dapat menghasilkan sesuatu yang
dianggap oleh dirinya memiliki suatu nilai yang sangat berharga, yang
tujuannya jelas pasti untuk melangsungkan kehidupannya, rasa tentram,
rasa aman dan sebagainya.
Menurut Martoyo (2000) motivasi kinerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1999) motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti memiliki sesuatu faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Kesimpulannya motivasi merupakan cara yang paling tepat untuk memajukan perusahaan. Dengan memiliki karyawan atau pekerja yang termotivasi perusahaan akan berkembang dan dapat sukses. Karena karyawan yang termotivasi akan melakukan pekerjaannya dengan semangat dan niat untuk memajukan perusahaan tersebut. Untuk memotivasi karyawan merupakan tugas atasan atau manager
DAFTAR PUSTAKA : http://ndutagen.blogspot.com/2012/05/motivasi-dalam-organisasi.html
C.TEORI MOTIVASI
Secara garis
besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi
dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa
kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa
untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
1. Durasi kegiatan
2.
Frekuensi
kegiatan
3.
Persistensi
pada kegiatan
4.
Ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
5.
Devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan
6.
Tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
7.
Tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk
memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, antara lain :
·
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan
merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin
memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham
Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan
yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan
akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki
(sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan
untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
·
Teori Keadilan
Keadilan
merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi
perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan
pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini
melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan
input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
·
Teori X dan Y
Douglas
McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada
dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut
teori Y (Robbins, 2007).
McGregor
menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan
atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk
perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
·
Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini
dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang
individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap
pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins,
2007).
Herzberg
memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan
bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
1. Upah
2. Kondisi kerja
3. Keamanan kerja
4. Status
5. Prosedur perusahaan
6. Mutu penyeliaan
7. Mutu hubungan interpersonal antar
sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini
terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi
ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi
ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi
:
1. Pencapaian prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung Jawab
4. Kemajuan
5. Pekerjaan itu sendiri
6. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini
bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan
membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh
karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
·
Teori Kebutuhan McClelland
Teori
kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya.
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
: Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan kekuatan (need for
pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan hubungan (need for
affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori yang
mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini,
motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a. Persepsi seseorang mengenai diri
sendiri
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal
mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a. Jenis dan sifat pekerjaan
b. Kelompok kerja dimana seseorang
bergabung
c. Organisasi tempat bekerja
d. Situasi lingkungan pada umumnya
e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannyaDAFTAR PUSTAKA : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar