A.Proses Perencanaan
Dalam
proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi
perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita
melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning
is the selecting and relating of fact and the making and using of
assumption regarding the future in the visualization and formulating of
proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
- Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
- Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
- Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada
intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Ø Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya
sumberdayanya secara tidak efektif.
Ø Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman
akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau
sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan
datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa,
rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih
lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data
statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Ø Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Segala
kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren
dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di
waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Ø Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Tahap
terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan
berbagaialternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Perencanaan Operasional
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang
lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan
melibatkan manajemen tingkat bawah.
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk
mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi
secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana
secara umum yang menggambarkan alokasi sumberdaya, prioritas, dan
langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan
strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
Faktor Waktu dan Perencanaan
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi dari manajemen atau pengelolaan termasuk
pengelolaan komunikasi, baik ditinjau dari segi proses, bentuk maupun
komponen-komponen atau unsur-unsur.
Dari
sudut proses, pengelolaan mencakup unsur-unsur dalam manajemen, baik
secara lengkap maupun secara sederhana. Secara lengkap unsur-unsur
tersebut terdiri dari penelitian pengembangan (litbang); perencanaan;
pengorganisasian; pelaksanaan/ pengkomunikasian; monitoring/pengawasan;
dan penilaian. Secara singkat unsur tersebut dikenal dengan POAC
(Planning Organizing, Actuating dan Controlling). Setiap unsur harus
mampu didefinisikan baik secara logis maupun akademis. Dari
masing-masing definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih.
Proses pengelolaan, bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses
komunikasi.
Dari
sudut objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor untuk pelaksanaannya,
yaitu man, money, material, dan method untuk mencapai tujuan.
Di
samping faktor proses dan objek juga harus diperhatikan
komponen-komponen dalam proses komunikasi, seperti komunikator, pesan,
media, komunikan, efek, feed back, tujuan, dan lingkungan yang turut
mempengaruhinya.
Konsep
Dasar Perencanaan terutama yang menyangkut pengertian merupakan langkah
yang strategis di dalam menguasai konsep-konsep serta
indikator-indikator dari perencanaan itu sendiri.
Perencanaan
merupakan proses karya yang berkesinambungan sampai pada tahap
pelaksanaan dan bahkan sampai pada tahap evaluasi. Seorang perencana
selalu berusaha mengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktor,
seperti orang, material, dana dalam proses pengerjaan suatu kegiatan.
Perencanaan juga merupakan langkah kedua dalam pengelolaan kegiatan
setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik dari hasil penelitian
maupun dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya
berfikir strategis dan tidak mantapnya perencanaan dalam kegiatan
komunikasi akan menimbulkan kontroversi daripada memecahkan masalah.
Dalam perencanaan, sering berkaitan dengan istilah goal dan objective di
samping meliputi pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus
diadakan.
Proses
perencanaan melibatkan berbagai unsur di antaranya menurut Harold
Koontz adalah menentukan tujuan, menetapkan premis-premis serta mencari
dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang diambil.
Dalam
penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki berdasarkan
pertimbangan untung rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan. Harus disadari bahwa perencanaan banyak
menghadapi faktor-faktor yang tidak pasti dan berubah-ubah sehingga
penilaian terhadap kemungkinan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut:
- Tujuan.
- Policy.
- Prosedur.
- Progress (kemajuan).
- Program.
Fungsi
dan manfaat perencanaan dalam dunia modern semakin mendapat tempat yang
paling penting karena di samping nilai manfaat juga fungsinya pun
semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi perencanaan dapat disimpulkan,
sebagai berikut:
- Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garis-garis tujuan baik yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut.
- Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi.
- Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus.
- Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali.
- Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
Faktor waktu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal yaitu :
1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif
2. Waktu
sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap
tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena waktu
diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencan harus dipertimbangkan.
Factor
waktu lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering
rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki..ini tergantung
sumber daya yang tersedia dan drajat ketetapan perencanaan manajemen.
Waktu
perkiraan akan menjadi masukan penting sebagai teknik lainnya digunakan
untuk mengatur struktur dan semua proyek. Menggunakan teknik estimasi
waktu yang baik dapat mengurangi proyek-proyek besar ke sejumlah
proyek-proyek kecil.
Daftar Pustaka :
B.Penetapan Tujuan
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi
adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi.
Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang
membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
- Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
- Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2 unsur penting tujuan adalah :
- Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
- Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan
dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara.
Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi
sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang
lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk
hirarki tujuan.
Fungsi Tujuan Organisasi
1. Pedoman
Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi
mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
2. Sumber
Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3. Standar
Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi) organisasi
4. Standar
Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang
penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan
insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Management by Objective (MBO)
Management
by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang
merupakan profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate
University atau sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and
Masatoshi Uto Graduate School of Management.
MBO
digagas pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat
berjalan baik harus menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu
agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif.
MBO
mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi
dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam
pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan,
agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
· Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
· Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
· Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
· Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan.
Pimpinan
dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk
mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses
perencanaan dan implementasi, serta melalui pengawasan bersama dan
terintegrasi.
Untuk pelaksanaan MBO, maka di butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
· Tahap Persiapan, dimana menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan.
· Tahap
Penyusunan, dimana menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap
bagian dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan
misi yang dicanangkan oleh perusahaan. Merumuskan keadaan sekarang untuk
membantu identifikasi dan antisipasi masalah atau hambatan serta
kemudahan-kemudahan.
· Tahap
Pelaksanaan, dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen
secara menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian
semangat dan motivasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
· Tahap
Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, dimana bertujuan
tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik (
Renstra ) melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.
Penilaian
Kinerja diukur dengan : Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan
keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL
(OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT.
Dalam penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
· Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran.
· Dimana
kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat
pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut.
· Kapan
waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan
untuk mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk
melaksanakan rencana dan eksekusi rencana tersebut.
· Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di eksekusi.
· Siapa
yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa
orang yang berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut.
· Mengapa
ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan
What, Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana
tersbut apakah memiliki kelemahan.
Daftar Pustaka
Link : (
C.Pembuatan Keputusan
Tipe-Tipe Keputusan
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam berupa lahan yang relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan kelembaban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan pokok, maka hampir seluruh tanaman pangan pokok tersebut (biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik. Salah satu jenis tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah tanaman kedelai.
Kedelai merupakan salah satu mata dagangan yang pasokannya di Indonesia semakin cenderung tidak dapat dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri sendiri. Sekalipun dapat ditanam dengan cara yang paling sederhana sekalipun, produktivitas dan produksinya dalam negeri hampir tidak mungkin dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Oleh karena itu, dalam dekade terakhir, untuk dapat memenuhi permintaan nasional yang cenderung terus meningkat, untuk tahun 1989 impor kedelainya masih di bawah 400.000 ton. Sedangkan pada tahun 1996, impor melonjak menjadi mendekati 800.000 ton, suatu peningkatan sebesar 100%.
Besarnya angka impor tersebut merupakan salah satu indikator betapa besar kebutuhan kedelai untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Kegunaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah untuk memasok kebutuhan pokok berbagai jenis produk olahan.
Dengan memahami betapa besarnya kebutuhan kedelai untuk pasokan industri yang menghasilkan bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia tersebut di satu sisi, sedangkan disisi lain impor cenderung meningkat, maka dalam kondisi perekonomian seperti saat-saat ini, berbagai upaya yang dapat mengarah kepada memproduksikan kedelai dalam negeri secara optimal agar negara dapat memperkecil kedelai impor, merupakan momentum yang teapt untuk menggerakan masyarakat apakah dari kalangan perbankan, perusahaan besar selaku mitra, kalangan petani, instansi terkait, dan instansi lainnya, untuk menyatu dalam suatu pelaksanaan proyek dalam rangka meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Dalam kehidupan masyarakat kita, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39% – 41% yang diolah menjadi bahan makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan, misalnya yang sudah sangat terkenal adalah tempe, kecap, tauco dan tauge. Bahkan diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botolan. Selain itu kedelai juga berperan penting dalam beberapa kegiatan industri hingga peternakan.
Sebagai bahan makanan kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh. Kedelai banyak mengandung unsur dan zat-zat makanan penting seperti protein, lemak, karbohidrat dan sebagainya. Selain bijinya, dari tanaman kedelai ini beberapa bagian dari tanaman juga berguna untuk usaha peternakan, misalnya dari daun dan batangnya dapat digunakan untuk makanan ternak dan pupuk hijau.
Sedangkan dari kacang kedelainya, selain untuk bahan baku seperti telah disebutkan di atas, juga dapat dikembangkan beberapa cabang yang dapat diolah lebih lanjut. Untuk cabang “protein kedelai” dapat diolah menjadi bahan industri makanan (seperti susu, vetsin, kue, dll) dan industri non-makanan (seperti kertas, cat air, tinta cetak dll).
Selanjutnya dari cabang (minyak kedelai) dapat digunakan sebagai bahan Gliserida (seperti minyak goreng, margarin, tinta, pernis, dll) dan sebagai bahan Lecithin (seperti margarine, insektisida, plastik, industri farmasi dll).
Dengan demikian, tampak bahwa tanaman kedelai memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat bagi pengembangan industri hilir. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila kebutuhan kedelai di dalam negeri sangat besar, bahkan untuk memenuhi permintaan ini dati tahun ke tahun impor kedelai cenderung meningkat.
Selain impor meningkat karena meningkatnya permintaan di dalam negeri, ternyata produksi kedelai Indonesia juga masih relatif sangat rendah. Rendahnya produksi dalam negeri diakibatkan dari produktivitasnya yang ren-dah pula, yakni hanya berkisar 1-1,5 ton per Ha. Hal ini disadari merupakan suatu akibat dari cara budidayanya yang belum intensif, serta faktor internal petani yang belum menguasai peramalan produksi dan penguasaan informasi pasar.
SYSTEM BUDIDAYA KEDELAI
Secara teknis upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kedelai sudah tentu harus mengubah pola tanam yang belum intensif menjadi pola tanam intensif. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara lebih memantapkan penataan yang meliputi perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kedelai yang unggul.
2. Persiapan lahan budidaya.
3. Penerapan teknologi penanaman.
4. Pemeliharaan tanaman.
5. Proses pemanenan.
6. Proses penanganan hasil.
7. Distribusi dan pemasaran hasil.
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
· Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin,
sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama pd manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang,
keputusan penagihan piutang,dll.
· Keputusan
setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk
terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem
komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
· Keputusan
tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal
yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan
tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Proses pembuatan keputusan
1. Pemahaman dan perumusan masalah
Manajaer
harus menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan
bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya
dipecahkan.
- Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
- Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
- Pengevaluasian terhadap alternatif yang dipergunakan
Menilai
efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan
menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang
realistik serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat
membantu pemecahan masalah.
- Pemilihan alternatif terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
- Implementasi keputusan
Manajer
harus menetapkan anggaran, mengadakan dan meng alokasikan sumber daya
yang diperlukan, serta menugaskan wewenag dan tanggung jawab pelaksana
tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan ketidakpastian terhadap
keputusan yang diambil.
- evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi
yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah
berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Para
manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan,
keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam
pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak
manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti
panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain.
Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
|
Kelemahan
|
|
1. Implementasi
suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru
diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak
diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan
situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling
melempar tanggung jawab.
5. Bila
atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang
dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan
keputusan kelompok.
|
Daftar Pustaka
Contoh Perencanaan jangka pendek
ANALISIS TANAMAN (KDELAI)Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam berupa lahan yang relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan kelembaban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan pokok, maka hampir seluruh tanaman pangan pokok tersebut (biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik. Salah satu jenis tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah tanaman kedelai.
Kedelai merupakan salah satu mata dagangan yang pasokannya di Indonesia semakin cenderung tidak dapat dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri sendiri. Sekalipun dapat ditanam dengan cara yang paling sederhana sekalipun, produktivitas dan produksinya dalam negeri hampir tidak mungkin dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Oleh karena itu, dalam dekade terakhir, untuk dapat memenuhi permintaan nasional yang cenderung terus meningkat, untuk tahun 1989 impor kedelainya masih di bawah 400.000 ton. Sedangkan pada tahun 1996, impor melonjak menjadi mendekati 800.000 ton, suatu peningkatan sebesar 100%.
Besarnya angka impor tersebut merupakan salah satu indikator betapa besar kebutuhan kedelai untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Kegunaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah untuk memasok kebutuhan pokok berbagai jenis produk olahan.
Dengan memahami betapa besarnya kebutuhan kedelai untuk pasokan industri yang menghasilkan bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia tersebut di satu sisi, sedangkan disisi lain impor cenderung meningkat, maka dalam kondisi perekonomian seperti saat-saat ini, berbagai upaya yang dapat mengarah kepada memproduksikan kedelai dalam negeri secara optimal agar negara dapat memperkecil kedelai impor, merupakan momentum yang teapt untuk menggerakan masyarakat apakah dari kalangan perbankan, perusahaan besar selaku mitra, kalangan petani, instansi terkait, dan instansi lainnya, untuk menyatu dalam suatu pelaksanaan proyek dalam rangka meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Dalam kehidupan masyarakat kita, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39% – 41% yang diolah menjadi bahan makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan, misalnya yang sudah sangat terkenal adalah tempe, kecap, tauco dan tauge. Bahkan diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botolan. Selain itu kedelai juga berperan penting dalam beberapa kegiatan industri hingga peternakan.
Sebagai bahan makanan kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh. Kedelai banyak mengandung unsur dan zat-zat makanan penting seperti protein, lemak, karbohidrat dan sebagainya. Selain bijinya, dari tanaman kedelai ini beberapa bagian dari tanaman juga berguna untuk usaha peternakan, misalnya dari daun dan batangnya dapat digunakan untuk makanan ternak dan pupuk hijau.
Sedangkan dari kacang kedelainya, selain untuk bahan baku seperti telah disebutkan di atas, juga dapat dikembangkan beberapa cabang yang dapat diolah lebih lanjut. Untuk cabang “protein kedelai” dapat diolah menjadi bahan industri makanan (seperti susu, vetsin, kue, dll) dan industri non-makanan (seperti kertas, cat air, tinta cetak dll).
Selanjutnya dari cabang (minyak kedelai) dapat digunakan sebagai bahan Gliserida (seperti minyak goreng, margarin, tinta, pernis, dll) dan sebagai bahan Lecithin (seperti margarine, insektisida, plastik, industri farmasi dll).
Dengan demikian, tampak bahwa tanaman kedelai memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat bagi pengembangan industri hilir. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila kebutuhan kedelai di dalam negeri sangat besar, bahkan untuk memenuhi permintaan ini dati tahun ke tahun impor kedelai cenderung meningkat.
Selain impor meningkat karena meningkatnya permintaan di dalam negeri, ternyata produksi kedelai Indonesia juga masih relatif sangat rendah. Rendahnya produksi dalam negeri diakibatkan dari produktivitasnya yang ren-dah pula, yakni hanya berkisar 1-1,5 ton per Ha. Hal ini disadari merupakan suatu akibat dari cara budidayanya yang belum intensif, serta faktor internal petani yang belum menguasai peramalan produksi dan penguasaan informasi pasar.
SYSTEM BUDIDAYA KEDELAI
Secara teknis upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kedelai sudah tentu harus mengubah pola tanam yang belum intensif menjadi pola tanam intensif. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara lebih memantapkan penataan yang meliputi perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kedelai yang unggul.
2. Persiapan lahan budidaya.
3. Penerapan teknologi penanaman.
4. Pemeliharaan tanaman.
5. Proses pemanenan.
6. Proses penanganan hasil.
7. Distribusi dan pemasaran hasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar